Minggu, 24 Juni 2012

Sinopsis Rooftop Prince Episode 4-2


Rooftop Prince Episode 4 - 2

Yang ditunggu-tunggu Young Sul telah tiba. Park Ha datang dan meminta Young Sul untuk menyampaikan pada Mimi agar menghentikan penjualan stroberinya dan berkemas-kemas. Young Sul pun mematuhi perintah Park Ha.

Rooftop Prince Episode 4 - 2
Di dalam Yi Gak mendengar suara Park Ha dan buru-buru memakai kepala Pandanya kembali dan duduk manis. Park Ha datang membawa sebotol air dan menyuruhnya untuk melepas kepala pandanya. Tapi panda tak mau.

Han Ji Min
Merasa temannya sudah baik-baik saja, Sambil memegang tangan panda, Park Ha berterima kasih pada Becky atas segala jerih payahnya. Tapi panda sedikit sungkan dan menarik tangannya kembali. Park Ha tak menyadarinya. Ia berkata,



“Apakah kau ingat dua tahun yang lalu? Saat itu kita berdua sama-sama baru menginjakkan kaki ke Korea, tinggal serumah. Sama-sama tak fasih berbahasa Korea. Suatu malam kita mabuk soju. Namun malam itu pula, aku merasa bersyukur bertemu denganmu, Becky.” 

Tangan Park Ha menyentuh tangan panda lagi, membuat panda jengah. Tapi ia melupakan kejengahannya ketika Park Ha meneruskan, “Tapi sepertinya aku tak dapat tinggal di rumah itu lebih lama lagi karena aku akan kembali ke Amerika.”

Panda berdiri dan melipat tangannya, tanda ia marah. Park Ha minta maaf karena ia harus melakukannya. Ia menceritakan kalau ia telah menghilangkan cek untuk menyewa toko. Ia juga meminta Becky untuk tak menceritakan hal ini pada yang lainnya. Panda tak menjawab, hanya melangkah pergi.

Di luar, Yi Gak melepas kostum pandanya. Bersamaan dengan itu Becky datang dan berterima kasih karena Yi Gak mau menggantikan dirinya yang tiba-tiba mendapat panggilan untuk bekerja.


Merasa Yi Gak marah padanya, ia minta maaf karena panggilan itu sangat tiba-tiba. Tapi Yi Gak tetap melangkah pergi meninggalkan Becky yang mengeluh sangat susah mencari pekerjaan untuk dirinya sendiri.

Se Na memakai gaun pengantin dan Tae Moo mengatakan kalau ia tak suka dengan gaun pengantin yang Se Na kenakan. Lain kali, ia yang akan memilihkan gaun pengantin untuk Se Na. Tangannya memainkan sulap, memunculkan sebuah cincin yang tadinya tak ada dan bertanya, “Maukah kau menikah denganku?”

Aww.. So sweet.. bisakah hubungan kalian berdua langgeng? Please.. please..

Nenek memantau persiapan acara penjualan gaun pengantin yang akan dilakukan secara live. Ayah dan manajer kaki tangan Tae Moo memuji usaha Tae Moo yang mempersiapkan acara ini dengan sempurna.

Tapi nenek sepertinya belum percaya jika acaranya sendiri belum dimulai. Ia menginginkan semuanya berjalan lancar karena acara ini akan mencerminkan bagaimana pelanggan melihat citra perusahaan mereka.

Di halaman rumah Park Ha, seluruh kru penjualan stroberi makan malam bersama. Sepertinya Park Ha sudah sedikit mabuk. Ia menuangkan soju ke semua gelas, minus milik Yi Gak. Tanpa kata, Yi Gak menuang untuk dirinya sendiri.

Park Ha berterima kasih ketika Mimi memberikan uang hasil penjualan stroberi padanya. Ia merasa berhutang budi pada semuanya, dan berjanji untuk membalas kebaikan teman-temannya.

“Kapan kau akan membayar kami?”
Park Ha terkejut mendengar pertanyaan Yi Gak yang tak disangka-sangka. Ia tak dapat menjawab saat Yi Gak mengulang pertanyaannya lagi. Dengan nada sinis, Yi Gak mengatakan, “Kalau kau tak dapat menjawab pertanyaanku, berarti kau jelas-jelas berbohong pada kami.”

Ia pun pergi, tak mempedulikan teriakan para abdinya. Park Ha mengerutkan kening, tapi tak berkata apapun.

Becky yang merasa tak enak. Ia mengira Yi Gak marah karena tak seorang pun tahu jerih payahnya. Ia mengejar Yi Gak yang turun dari rumah loteng dan menawarinya kopi.

Yi Gak tak mau. Ia maunya minuman yang manis. Di kamarnya, Becky memberikan yakult dan Yi Gak meminumnya sambil duduk di depan TV. Saat itu ia melihat ada sosok Becky yang berlenggak lenggok di catwalk, agak bingung dengan adanya dua Becky di depannya.

Becky yang tak sadar kalau kebingungan Yi Gak karena masalah gaptek, menjelaskan karena syuting TV itulah ia harus meninggalkan tugas pandanya. Sambil mengganti ke channel lain, ia mengusulkan akan memberitahu Park Ha akan peran serta Yi Gak dalam penjualan stroberi.

Tapi Yi Gak tak memperhatikan ucapan Becky karena stasiunTV yang Becky ganti sekarang sedang menayangkan Se Na yang memakai baju pengantin. Terperangah melihat istrinya ada di layar kaca, ia kembali bertanya apa yang sedang mereka (di TV) lakukan?

Becky menjelaskan kalau mereka sedang memeragakan gaun pengantin untuk pernikahan. Yi Gak terkejut. Pernikahan? Becky sedikit heran atas sikap Yi Gak yang ingin tahu tentang tayangan Wedding Show di TV. Apakah Yi Gak menyukai Park Ha?

Tapi Yi Gak tak mempedulkan pertanyaan Becky. Bagai anak ayam kehilangan induknya, ia termangu, “Putri Mahkota akn menikah?”Apalagi ia melihat ada model pria yang menggandeng istrinya. Ia langsung panik dan menuntut Becky untuk menunjukkan tempat acara itu diadakan.

Acara Home Shopping edisi pernikahan ini sangat sukses. Stok barang terjual habis dan line telepon penuh dengan antrian. Nenek senang dan akhirnya memuji kesuksesan Tae Moo.

Saat berdua dengan Se Na, Tae Moo berterima kasih padanya. Karena Se Na juga, untuk pertama kalinya memuji dirinya dengan tulus. Malu-malu Se Na berkata kalau ia tak banyak membantu Tae Moo.

Tiba-tiba mereka dikejutkan oleh Yi Gak yang datang memisahkan mereka berdua. Ia meminta Se Na untuk mengingat dirinya, “Putri Mahkota, apa yang kau lakukan? Apakah kau tak mengenaliku? Lihatlah padaku. Ini aku!”

Tae Moo yang terkejut melihat kembaran Tae Young mencoba memeluk Se Na, meracau tak keruan, membuat Se Na ketakutan. Reaksi pertamanya adalah reflek memukulnya.

Dan reaksi keduanya adalah panik ketakutan karena kembaran Tae Young itu jatuh dan tercebur ke dalam air.


Seakan déjà vu, kejadian itu persis dengan kejadian dua tahun yang lalu.

Di saat yang sama, Park Ha membuka kaleng roti yang ia tinggal di lockernya. Ada tiga benda di kaleng itu. Selembar kartu pos, handphone dan sepasang boneka yang kepalanya terhubung dengan tali.

Ia teringat saat-saat terakhir ia bekerja di restoran, teman kerjanya memberikan secarik kartu pos bergambar patung liberty yang di belakang ada sketsa dirinya. Menyertai kartu pos itu terlampir pesan “Datanglah ke tempat ini lusa, pukul 7 malam.” Saat itu Park Ha mendatangi lokasi wisata patung liberty, tapi tak seorang pun muncul.

Di malam yang sama, ada dua pengunjung wanita yang handphonenya tertukar dengan milik seorang pria (Tae Young-Ep.1). Mereka meminta Park Ha untuk memberikan handphone pria itu dan menghubungi mereka jika Park Ha mendapatkan handphone mereka kembali.

Yi Gak buru-buru diselamatkan dan dilarikan ke rumah sakit. Tae Moo menemani Yi Gak di dalam ambulans. Tangannya gemetar (siapa yang tidak?)mengingat tangan itu yang memukul dua orang yang mirip.
Dulu, tak ada orang yang melihat. Sekarang, semua orang melihatnya.

Di UGD, Yi Gak segera ditangani oleh para dokter. Disaksikan oleh Tae Moo, nenek dan yang lainnya, detak jantung Yi Gak mulai menipis.


Di antara hidup dan mati, Yi Gak merefleksikan apa yang selama beberapa hari ini terjadi padanya,
“Siapa aku? Apa aku mati atau hidup? Siapa orang ini, Tae Yong... Yang mirip sekali denganku? Dan siapa wanita yang mirip sekali dengan Puteri Mahkota itu? Apakah ini reinkarnasi? Apakah mungkin kami berdua telah dilahirkan kembali? Puteri Mahkota pasti salah satu yang dilahirkan kembali. Aku... Aku pasti sudah mati dan dilahirkan kembali sebagai Tae Yong. Jika aku benar-benar dilahirkan kembali sebagai Tae Yong, lalu kenapa aku di sini? Di mana Tae Yong? Apakah aku datang ke sini hanya untuk menggantikan Tae Yong?”
Dan detak jantung Yi Gak menghilang. Dokter buru-buru memakai alat kejut jantung. Tapi beberapa kali mencoba, garis detak jantung Yi Gak tetap datar.

Dokter telah menyerah an suster mencatat waktu kematian Yi Gak. Tae Moo hanya dapat mematung, melihat jasad Yi Gak yang ditutup selimut putih oleh suster.

Mendadak tangan Yi Gak bergerak, mengejutkan suster yang langsung memanggil dokter. Dokter segera memeriksa kondisi kesehatan Yi Gak, dan selang oksigen pun dipasang kembali. Dokter menyatakan Yi Gak telah selamat.

Park Ha menunggu kedatangan Yi Gak yang tak kunjung muncul. Becky yang melihat Park Ha duduk menunggu, menenangkan Park Ha, “Tadi saat sedang menonton televise, ia tiba-tiba ingin pergi dan aku memberinya uang taksi. Aku juga menuliskan nama dan alamatmu untuknya. Jangan khawatir, dia pasti pulang.”

Melihat tanda-tanda kehidupan telah kembali, semua menghela nafas lega. Nenek menyuruh Tae Moo mengurus administrasi dan menempatkan Yi Gak di kamar spesial.

Pihak rumah sakit menanyakan tentang wali Yi Gak, yang tak dijawab tak tahu oleh Tae Moo. Untungnya suster menemukan secarik kertas di dalam saku baju Yi Gak dan segera menelepon nomor tersebut.

Park Ha mendapat telepon dari rumah sakit dan buru-buru menuju ke sana. Di dalam lift, ia bertemu dengan nenek. Saat mereka menuju lantai yang sama, nenek tahu kalau Park Ha adalah wali korban.

Saat lift terbuka, mereka bertemu dengan Tae Moo dan Se Na yang terkejut melihat kedatangan Park Ha. Tapi masing-masing, Se Na dan Tae Moo, tak memperlihatkan kalau mereka mengenal Park Ha.

Nenek segera mengantar Park Ha menuju kamar Yi Gak. Ternyata Yi Gak sudah sadar bahkan duduk di tempat tidur dan menyapa,

“Nenek, ini aku. Tae Young.”

Tidak ada komentar :

Posting Komentar