Adegan
dimulai dengan caci maki Kim Yoon Shik, yang tak dinyana dirinya ditarik
oleh Lee Sun Joon untuk bersembunyi di balik batu besar. Tentara itu
semakin dekat dengan mereka, sehingga Lee Sun Joon menarik Kim Yoon Shik
lebih dekat dengannya.
Namun hal ini membuat Kim Yoon Shik berdebar setengah mati. Seumur
hidup, belum pernah dirinya berada sedekat ini dengan laki-laki, apa
lagi yang memeluknya erat-erat. Ketika tentara itu sudah pergi,
buru-buru dia menjauhkan diri dari Lee Sun Joon, karena takut debar
jantungnya terdengar.
Mereka berdua sama-sama canggung, karena Lee Sun Joon pun belum pernah
memeluk orang lain (mungkin ayah ibunya juga tak pernah memeluknya lagi
di usianya yang beranjak dewasa). Lee Sun Joon menyalahkan kejadian ini
karena Kim Yoon Shik yang mengikutinya, sehingga Lee Sun Joon harus
kembali lagi untuk menyelamatkannya.
Tapi Kim Yoon Shik berkilah kalau dia harus meminta uangnya, 50 nyang.
Lee Sun Joon sepertinya kehilangan uang itu saat melarikan diri dari
kejaran tentara. Nanti akan dibayarnya, kan cuma 50 nyang. Marahlah Kim
Yoon Shik. Cuma 50 nyang? Itu hidup matinya dia, untuk membayar separuh
hutang keluarganya, dan cowok ini berkata ‘Cuma 50 nyang?’
Lee Sun Joon berjanji akan mengembalikan saat ujian kedua, lusa. Karena
dia tahu Kim Yoon Shik cerdas luar biasa, dan lebih baik menyia-nyiakan
bakatnya, akan lebih baik jika dia bekerja untuk negara. Tapi Kim Yoon
Shik tak akan datang, karena Joseon (Kerajaan Korea) tidaklah sehebat
itu. Setiap orang yang memiliki kemampuan dapat mengabdi pada raja, tak
memandang kaya miskin, dari golongan mana dia berasal. Huh, cowok ini
lagi mimpi kali, ye?
Kim Yoon Shik hanya berkata, berikan uang itu ke toko buku, b.e.s.o.k.
Dan diberikanlah namanya ketika Lee Sun Joon menanyakan pada siapa uang
itu harus ditujukan.
Sementara itu Ha In Soo marah mengetahui rencana Gu Yong Ha gagal.
Bahkan salah satu keroco-nya memuji kelihaian Lee Sun Joon yang bisa
lepas dari kejaran tentara. Namun Gu Yong Ha menenangkan karena masih
banyak kesempatan untuk memberi Lee Sun Joon pelajaran setelah dia masuk
ke dalam kampus.
Malam itu, Kim Yoon Hee dan Lee Sun Joon memikirkan ucapan satu sama
lain, dan tidak bisa memungkiri kalau pendapat lawan bicaranya benar.
Tapi apa yang bisa mereka lakukan?
Ternyata Raja mendengar huru-hara yang terjadi di ujian pertama, dan
memuji keberanian dan kepintaran Lee Sun Joon di depan Lee Jung Mo,
ayahnya. Dan Raja memutuskan untuk hadir dalam ujian kedua.
Esoknya, Kim Yoon Shik menemukan kalau Lee Sun Joon tidak menepati
janjinya. Dia malah ditawari menjadi joki lagi oleh pemilik toko buku.
Tapi kali ini dia harus hadir di tempat ujian untuk menggantikan peserta
tersebut. Kim Yoon Shik menolak, namun ragu, karena uang itu dibutuhkan
untuk melunasi hutang keluarganya. Tapi tetap tak cukup, karena besok
jika uang itu tak tersedia, maka dia harus bersedia kawin dan menjadi
selir Menteri Pertahanan.
Saat ujian kedua tiba. Begitu juga saat pernikahannya. Keraguan Kim Yoon
Hee memuncak, namun tandu sudah tiba di depan rumahnya. Akhirnya,
setelah dia siap, dia minta ijin pada penjemput untuk berpamitan pada
keluarganya terlebih dahulu.
Dan saat pintu gerbang tempat ujian kedua ditutup, Kim Yoon Shik menahan
penjaga gerbang yang akan menutup, karena satu peserta masih belum
masuk, yaitu dia.
Tandu pun sudah sampai di rumah Menteri Pertahanan dan ternyata ada yang menjadi joki pernikahan, yaitu adiknya.
Kim Yoon Shik mencari-cari dimana peserta ujian yang menyewanya, karena
dia pasti ada di dekatnya. Dan suara peserta itu terdengar dari
belakangnya, walaupun suaranya terdengar familiar; Lee Sun Joon?
Kim Yoon Shik separuh terpana separuh juga marah. Karena hari ini hidup
matinya, Lee Sun Joon malah ingin main-main dengan dia? Belum reda
emosinya, Lee Sun Joon kembali membuat huru hara dengan memanggil
penjaga ujian. Kim Yoon Shik tahu, sekarang tamat riwayatnya.
Huru hara yang dibuat ternyata karena Lee Sun Joon menumpahkan tinta di
kertas jawaban pemuda di depannya (a.k.a Kim Yoon Shik) dan meminta
kertas baru untuk gantinya. Penjaga itu meminta KTP Kim Yoon Shik, dan
mencocokannya. Ternyata benar, dan kertas digantikan.
Kim Yoon Shik ingat kalau Lee Sun Joon menanyakan nama di pertemuan
terakhir mereka, dan menyadari kalau Lee Sun Joon berhasil memaksanya
untuk ikut ujian ini, tanpa persetujuannya. Tapi Kim Yoon Shik tak mau
begitu saja menuruti keinginan Lee Sun Joon. Dia berniat mengosongkan
jawabannya, tapi Lee Sun Joon dengan mudah membaca pikirannya dengan
mengingatkan kalau jawaban kosong berarti 100 pukulan di pantat.
Dengan berat hati dikerjakanlah ujian itu. Tapi dia meyakinkan kalau
keinginan Lee Sun Joon tak akan terpenuhi, karena jawaban yang dia
berikan pasti membuatnya tidak lolos. Tapi tanpa diketahuinya, ternyata
ujian ini diperiksa sendiri oleh Raja.
Skak Mat! Matilah dia, karena dia bisa saja lolos, .. tapi hanya kepalanya saja yang dari tiang gantungan!
Dan benar, Raja marah kepada peserta yang menulis ‘aku mengetahui
tentang ilmu, maka aku ikut ujian masuk menjadi pengganti peserta ujian,
namun karena aku tahu hal ini tak pantas dilakukan, maka aku memutuskan
untuk membatalkannya. Hal ini bukanlah dosa, namun hal ini juga
membuatku untuk tak layak menjadi pejabat kerajaan’.
Lee Sun Joon terperangah dengan keberanian dan sifat keras kepala yang
ditunjukkan Kim Yoon Shik. Namun hal ini bukanlah main-main karena Raja
merasa dipermainkan. Dan Kim Yoon Shik diminta untuk menunjukkan siapa
peserta ujian yang membayarnya.
Kim Yoon Shik tahu, jika dia menyebutkan nama, Lee Sun Joon pasti akan
tamat riwayatnya sama seperti dia. Jadi dia berdalih kalau orang itu tak
hadir.
Namun di luar dugaan, Lee Sun Joon berdiri. Dia yang menabur benih, dia
pula harus menuai. Tapi dia percaya bukan badai yang akan didapat.
Karena dia Lee Sun Joon.
Lee Sun Joon mengatakan dialah yang menyewa Kim Yoon Shik, karena dia
tahu bahwa pemuda ini sangat pintar dan peka terhadap masyarakat kecil.
Tapi karena latar belakangnya dan miskin, dia tak berani mengambil
ujian, yang sudah pasti tak akan menerimanya. Lee Sun Joon merasa jika
Joseon yang seperti ini, -yang mengabaikan kepintaran dan bakat dan
hanya mengukur kemampuan dari derajat dan kekayaan seseorang- maka dia
berniat untuk menarik diri dari ujian masuk.
Way to go, Lee Sun Joon. Menantang raja dengan memberi ujian dalam
ujian. Apa dia ingin mati dengan menantang raja? Ini bukankah kelakuan
calon abdi negara.
Dan Lee Sun Joon berkata: “Jika aku menjadi abdi negara, Raja adalah
pemimpin yang akan kuabdikan seluruh hidupku sampai aku mati, maka aku
tidak takut oleh kematian.”
Raja menjadi amat marah dengan jawaban itu, bahkan dia turun dari
singgasana untuk menghukum langsung dua orang ini yang berani
mempermainkannya. “Dan hukuman itu adalah, kalian berdua harus belajar
mendalami ilmu lagi di Sungkyunkwan –siang dan malam-, dan kembalilah
mengabdi padaku.”
“Karena Joseon yang kalian impikan, aku ingin melihatnya juga.”
Kim Yoon Shik menjadi panik, ini bukan yang dia inginkan. Dia hanya
ingin mendapatkan uang 50 nyang, bukan berpura-pura menjadi lelaki
selama itu. Dia tak mau hidupnya yang rumit semakin rumit. Tapi tak ada
yang bisa dia lakukan, kecuali menyanggupi permintaan Raja.
Dia hanya bisa menumpahkan kekesalannya pada Lee Sun Joon yang
menariknya kesana kemari hanya demi ilmu. Namun Lee Sun Joon
menambahkan kalau di Sungkyunkwan, ia juga akan mendapat uang saku.
Pengetahuan baru ini membuat Kim Yoon Hee ragu. Dia ingin belajar. Namun
jika dia menyamar menjadi Kim Yoon Shik, adiknya tak akan muncul
sebagai dirinya sendiri selama dia berada di Sungkyunkwan. Ibunya juga
keberatan, karena hidup di sana tidaklah mudah, apalagi dengan menyamar
menjadi pria.
Namun adiknya tahu, inilah jalan keluar yang mereka inginkan. Tidak
mengkhawatirkan kondisi keuangan. Selama ini dia tak pernah bisa
membantu keluarganya. Bahkan mereka terlibat hutang karena harus menebus
obat-obatan untuk dia. Karena kondisi tubuhnya lemah, dia tak dapat
membantu meringankan beban keluarga. Hanya inilah yang bisa dia lakukan,
meminjamkan jati diri untuk kakaknya.
Jadi berangkatlah dia menuju Sungkyunkwan, mencoba untuk tidak menonjolkan diri.
Namun hal itu mustahil, karena penjaga gerbang langsung tahu dirinya
adalah Kim Yoon Shik karena wajahnya yang feminin. Bahkan Raja pun
mengakui kalau wajah Kim Yoon Shik adalah Nok Bin Hong An (Rambut hitam
dan wajah cantik) untuk seorang pria.
SeonDol, pelayan Lee Sun Joon, berteriak dari belakang, kalau seumur
hidupnya dia merasa wajah tuannya lah yang paling tampan/cantik, tapi
wajah Kim Yoon Shik terlalu cantik untuk ukuran laki-laki. Lee Sun Joon
langsung menegur pelayannya, tidak enak hati dengan Kim Yoon Shik.
Untunglah dekan Sungkyunkwan datang dan menghardik petugas karena
membiarkan Lee Sun Joon antri, membuat Lee Sun Joon sendiri jengah.
Dia langsung dibawa masuk ke dalam ruang dekan, dan dekan memberi
perlakuan istimewa, yang langsung ditolak mentah-mentah oleh Lee Sun
Joon. Dia tak suka akan perlakuan istimewa, jadi biarkanlah dia menerima
sama seperti yang diterima murid lain.
Di luar Prof. Jung Yak Yong yang mendengar kata-kata Lee Sun Joon
menegurnya;”Jika kau menerima perlakuan yang sama dengan orang lain,
apakah orang lain tak akan merasa canggung dengan kondisi itu?”
“Itu masalah mereka. Jika mereka merasa itu berat dan menyerah dengan
mudah, bagaimana mungkin itu disebut dengan prinsip hidup?” jawab Lee
Sun Joon sopan namun pasti.
Tak dapat dibantah kalau Prof Jung Yak Yong senang dengan jawaban itu.
Lee Sun Joon sudah menarik perhatiannya dari ujian pertama masuk dan
ujian kedua. Pertanyaan yang dia berikan, lebih karena ingin menegaskan
lagi seperti apa pribadi Lee Sun Joon ini. Karena Raja pun tertarik
dengan Lee Sun Joon.
Kim Yoon Shik menemui kenyataan kalau dia harus sekamar dengan tak lain
dan tak bukan Lee Sun Joon di asrama timur. Rasanya masalah tak akan
selesai. Ke kiri ataupun ke kanan selalu ada Lee Sun Joon.
Salah satu murid menenangkan KimYoon Shik, kalau Lee Sun Joon tak
mungkin tidur di asrama timur. Karena dia adalah orang Soron, jadi dia
akan tinggal di asrama barat. Yang mungkin perlu dikhawatirkan adalah
teman satunya, Geul-Oh (kuda liar), yang bertingkah seperti bandit dan
melakukan hal-hal yang memalukan. Kim Yoon Shik tak tahu musibah apa
yang akan menimpa dia. Kenapa harus dia yang menjalani hal ini?
Tapi murid itu memastikan kalau Geul-Oh pun tak akan tidur di kamar itu,
karena selama dia di Sungkyunkwan, Geul-Oh tak pernah tidur di
kamarnya. Jadi dia bisa disebut beruntung karena memiliki kamar sendiri
di tahun pertamanya.
Kim Yoon Shik lega bukan kepalang, membuat murid itu bertanya-tanya apa
mungkin dia memiliki rahasia sampai dia senang mendapat kamar sendiri?
Murid itu memperkenalkan diri sebagai Gu Yong Ha, panggilannya Yeo Rim
(hutan wanita-jangan tanya artinya apa. Think yourself, okay? Just think
a little bit dirtier, and you’ve got the answer), dan langsung memeluk
Kim Yoon Shik, mempertegas kecurigaannya.
Malam harinya Kim Yoon Shik masuk ke kamarnya, dan panik karena
menemukan Lee Sun Joon berada di kamar. Bukankah dia Soron dan harus di
asrama barat? Dengan tenang Lee Sun Joon menjawab kalau yang ada
tertulis di kertas adalah peraturan yang harus diikuti.
Kim Yoon Shik marah karena biasanya Noron biasanya di asrama barat bukan
di sini, dan kebiasaan itu harus diikuti, bukannya mengikuti peraturan.
Lee Sun Joon mencemoohnya yang dahulu membual tentang impian Joseon,
tapi sekarang tak mampu memegang prinsip dan kepercayaan yang dimiliki.
Diapun juga tak suka dengan pengaturan kamar ini, dia juga tak ingin
tidur sekamar dengan yang lain, tapi dia akan menolerirnya, karena
itulah karakter seorang murid.
“Peraturan harus diikuti. Apapun resikonya.”
Kata-kata terakhir itu yang membuat Kim Yoon Shik keluar dari kamar
dengan mengomel. Tap belum sempat omelannya berpanjang-panjang, ada
keributan yang membuat semua murid baru lari keluar dari kamarnya. Kim
Yoon Shik terdorong ke sana kemari ikut berlari, sampai terlempar ke
pinggir. Dia melihat Lee Sun Joon berjalan tenang tanpa terburu-buru ke
arahnya, maka dia pura-pura tak melihatnya.
Mereka semua berkumpul di lapangan dan lampion-lampion berterbangan ke
udara. Semua terpesona memandangnya, kecuali Lee Sun Joon yang berdiri
di pinggir lapangan.
Dan pyaarr! Lampion itu pecah, memuntahkan tepung yang jatuh ke
wajah-wajah terpesona itu. Lee Sun Joon tak terkena, tapi dari wajahnya
terlihat kalau dia tak suka dengan inisiasi ini. Begitu juga dengan
dekan, yang lebih mengkhawatirkan jika Lee Sun Joon diplonco kakak
kelasnya.
Dia meminta dukungan guru lainnya agar membatalkan perploncoan ini. Tapi
guru-guru tak setuju karena ini adalah tradisi. Pada jaman mereka,
perploncoan itu lebih parah lagi, bukannya menggunakan tepung tapi
menggunakan darah sapi.
Acara inisiasi ini diawali dengan pemberian bingkisan dari rumah. Satu
per satu murid baru itu memberikan bingkisan, termasuk Kim Yoon Shik.
Namun bingkisannya ditolak mentah-mentah oleh seniornya yang mengatakan
itu makanan yang tak layak dan membuannya.
Kim Yoon Shik mencoba menahan amarahnya, karena memang makanannya
bukanlah makanan yang spesial. Teman-temannya memberikan makanan yang
mahal dan langka.
Tapi makanan itu dipersiapkan oleh ibunya dengan sebaik-baiknya. Bahkan
ibu harus menjual hiasan rambutnya untuk membeli bahan makanan, dan
makanan itu tak layak?
“Dari sekian buku yang kalian baca, apakah ada yang mengatakan untuk membuang makanan dari orang miskin?”
Pertanyaan yang menantang itu membuat yang lain terkesima, bahkan
seniornya pun menjawab agak terbata, “Tentu saja, jika itu makanan yang
layak dimakan manusia.”
“Jadi menurutmu ini makanan apa?”
“Sialan, apakah kau ingin mengatakan kakak kelasmu ini sejenis babi dan anjing?” Dan seniornya menginjak makanan itu.
Tapi terhenti karena makanan itu sudah dipungut terlebih dahulu oleh Lee
Sun Joon yang berkata, “Ini memang bukan makanan, tapi ini adalah kerja
keras rakyat yang membuat Kakak ada di sini (biaya operasional
sungkyunkwan berasal dari pajak rakyat), jadi Kakak harus memakannya.”
Kakak kelas itu berkilah kalau mereka berasal dari kelas atas, memalukan
jika ada yang memakan makanan yang jatuh ke lantai. Maka Lee Sun Joon
menggigit makanan itu –bahkan Kim Yoon Shik pun kaget atas tindakan Lee
Sun Joon- dan berkata, sekarang kelas atas sudah dipermalukan, tapi
belum memalukan martabat kita. Jadi jika kakak bukan babi atau anjing
kakak harus memakannya, atau kalau tidak kami semua (sebagai adik kelas)
tak akan mengakui kakak.”
Gu Yong Ha kagum dengan tindakan Lee Sun Joon. Dia mengambil bungkusan
makanan Kim Yoon Shik dan memberikan makanan itu ke teman-temannya,
“Makanlah makanan ini, jika kalian bukan anjing atau babi. Rasakan kerja
keras dari rakyat, masing-masing satu gigitan. Jangan sampai
ketagihan!”
Kim Yoon Shik berterimakasih karena Lee Sun Joon mau membelanya. Lee Sun
Joon yang tak biasa menerima ucapan tulus seperti itu malah mengatakan
yang dia lakukan lebih karena untuk menjaga prinsip yang selama ini dia
pegang. Kim Yoon Shik kagum dan heran dengannya, pantas saja tak ada
satu temanpun yang mau berada di dekat Lee Sun Joon, karena dia terlalu
konfusius. Lee Sun Joon yang kesal pada Kim Yoon Shik mengingatkan agar
urusi saja masalahnya sendiri.
Ha In Soo mau tak mau harus mengakui mereka gagal mempermalukan murid
baru, tapi masih ada cara lainnya. Masing-masing mendapat tugas khusus
yang harus selesai di tengah malam nanti. Yang gagal akan diceburkan di
kolam penuh air seni. Dan tugas super khusus untuk Lee Sun Joon dan Kim
Yoon Shik.
Untuk Lee Sun Joon : memetik bunga yang sedang berkembang, dan untuk Kim
Yoon Shik : mengambil pakaian dalam bunga yang dikelilingi bunga. Kim
Yoon Shik langsung menebak benar bahwa tugasnya adalah mengambil pakaian
dalam Chosun, gisaeng tercantik di Moran Gak.
Ini adalah tugas yang dirancang Gu Yong Ha, khusus untuk mereka berdua.
Walaupun harus menjadikan Chosun –gisaeng incaran Ha In Soo- dan Hyo
Eun-adiknya-, sebagai tumbal. Tapi dia berkeras kalau mereka berdua
pasti akan gagal karena adiknya dijaga ketat oleh anak buah Ha In Soo
dan Chosun, well, tak ada yang bisa berkencan dengannya, bahkan mereka
berdua. Apa mungkin cowok feminin itu bisa menyelesaikan tugas?
Kim Yoon Shik akan menyelesaikan tugas. Hanya masalahnya Chosun susah
ditemui karena Gu Yong Ha sudah berpesan pada gisaeng lain, bahwa siapa
yang mampu mencium Kim Yoon Shik, akan mendapat hadiah kura-kura emas
darinya. Buru-buru dia pergi dari kepungan para gisaeng, lari dan
tertubruk hingga jatuh sampai pintu salah satu kamar terbuka.
Dan mendapati mantan calon suaminya ada di sana.
Komentar:
Di Episode 2 ini Lee Sun Joon menunjukkan kepandaiannya untuk
menyelamatkan diri dan sengaja atau tak sengaja selalu menyelamatkan Kim
Yoon Hee. Kalau saya yang punya teman Lee Sun Joon, saya akan merasa
aman, walaupun selalu kesal karena Lee Sun Joon selalu mengikuti aturan.
Rules are meant to be broken, right? Tapi Lee Sun Joon tidak seperti
itu. Baginya peraturan adalah peraturan, dan harus dijalani apapun
resikonya.
Gu Yong Ha sendiri sosok yang unik. Dia sering melakukan tindakan yang
membahayakan Lee Sun Joon dan Kim Yoon Shik, namun dia tak bermaksud
buruk. Dia hanya ingin mempermainkan, tapi tidak sampai menjerumuskan.